Seorang Sepertimu

mendengar 'Fatwa hati'

Kudengar
Kau telah menetap
Kau telah temukan labuhan hatimu
Dan kau tlah menikah

Kudengar
Impianmu terwujud
Pasti dia memberimu segalanya
Yang tak bisa kuberikan padamu

Sahabat lamaku
Kenapa kau begitu tersipu
Engkau bukanlah orang yang peragu
Atau suka sembunyi dari cahaya

Aku benci harus muncul tiba-tiba
Tak diundang
Namun aku tak bisa diam saja
Aku tak mampu menahan
Aku berharap kau lihat wajahku
Dan kau kan teringat
Bahwa bagiku, semua ini belum usai

Tak mengapa.. kan kutemukan
Seseorang sepertimu
Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu
Dan juga.. jangan lupakan aku
Kumohon..
Aku ingat kau pernah berkata
Kadang cinta akan abadi
Namun kadang juga menyakitkan

Kau faham dan tahu
Betapa waktu cepat berlalu
Baru kemarin
Waktu kita bersama

Kita terlahir dan besar
Dalam embun musim kemarau
Terikat oleh kejutan
Di hari-hari indah kita

Tak ada yang sepadan
Tak usah kuatir, atau peduli
Sesal dan kesalahan
Semua itu kenangan yang tlah terjadi
Siapa yang tahu ... bagaimana..
Buah Simalakama..
Begitulah rasanya.
__________________
tafsir sya'ir : Someone like You - Adele


    Entah mengapa, pertama kali kenal dengan lagu ini saya langsung jatuh cinta dan bergetar hati saya saat mendengar atau pun saat membawa kan syair dari salah satu kakak saya yang suaranya sangat indah ini (ngaku-ngaku hi hi). Nuansa yang termaktub di dalamnya, sangat merasuk dan mengalun indah. Bahkan, bersama sel-sel (ke)khusu'(an), ia mampu menghadirkan ketakjuban yang tak bisa terungkap hanya lewat kata. Termasuk syair yang berjejer mengalun bersama dengan harmoni nadanya, semakin menambah keindahan yang berselaksa-laksa melengkapi senandung semesta raya. Meskipun saya sedikit menyayangkan, jikalau saja pilhan kata yang termaktub lebih sedikit saja lebih luas '--misalnya-- maka saya akan sangat senang menyanyikannya.

   Tapi itu tidak lagi begitu berarti. Saya tetap sangat respect dan kagum kepada mbak saya ini, yang  mana Ilham Tuhan tlah memilih me 'rasuki' akal fikiran dan dirinya, untuk kemudian bisa mencipta syair yang sungguh indah dan mesra. dan saya pun tak akan pernah berhenti menggali dan mencari, apa-apa yang menjadi point ilmu dan hikmah dari syairnya. Dengan nuansa dan pengalaman yang berbeda, saya akan mencoba untuk meng'internalisasi lagu ini menjadi kisah yang bersambut dengan derap langkah, degup jantung, juga perjalanan panjang saya mencari 'rumah' yang Sejati.

   SEORANG SEPERTIMU. Judul dari lagu syhadu yang menggelayuti hati ini. Sebenarnya saya sangat ingin menyambungkan lagu ini dengan nuansa seorang anak yang merasa tak 'berdaya' atas segala kemuliaan kasih sayang ibunya. dimana pengakuan dosa yang dalam, si anak tadi kepada Tuhannya. Karena belum satu pun dari segala apa yang di perbuat ibunya, mampu di balasnya. Namun dari deretan kata yang ada, sangat jauh kemungkinanya bisa mewakili seperti yang tadi saya mau(i). dan akhirnya 'pemaknaan' lain coba saya cari sambunganya agar supaya lebih match.

   Akhirnya, penggalan kisah yang paling memungkinkan untuk nuansa lagu ini adalah ketika tabayyun saya mencari calon 'ibu' dari anak-anak yang menjadi penerus panji keberadaan jejak kehidupan saya di dunia ( kalau tidak boleh dikatakan mencari jod*h he he). Saya memang pernah merasakan 'persis' seperti apa yang mbak saya rasakan dan terjadi dalam alunan lagunya ini (njijik i tenan.. malah curhat.. xixi). Namun untuk sekarang ini, semua rasa itu sudah saya 'jinak'kan, dan hanya menjadi entitas rasa untuk membangun belief system meniti jalan panjang kehidupan.
    
     Nuansa 'rasa' itu tadi, yang juga membantu saya menuntun untuk slalu lebih presisi mendekat kepada KebenaranNya, tentang apa pun itu. Contoh yang paling sederhana ialah ketika cara berfikir tentang Seorang Sepertimu tadi, kini sudah bergeser dari yang dulunya ber'orientasi kepada Siapa, sekarang ini lebih kepada apa. Saya tak begitu memusingkan lagi kesana-kemari mencari sesiapa yang menjadi penggantinya --misalnya--, namun yang menjadi fokus saya kini ialah mendengarkan fatwa hati terus menerus, untuk kemudian bisa merumuskan dan kerjakan dari apa yang pernah ada padanya.

     Tak penting lagi siapa ia, melainkan apa yang bisa saya dan ia persembahkan kepada para calon agent of Rahmatan lil Alamin nya Tuhan. Sudah tak terpaku dengan, Personalitas, identitas, apalagi Intelektualitasanya, yang terpenting adalah bagaimana ia mampu menjadi sparing partner sekaligus pen-tabayyun yang tangguh bagi 'partikel Tuhan' sebagai amanah dari sang Pemilik Kehidupan. Dan dengan karenanya jua, saya akan mendapat berjuta-juta 'kemuliaan' dan harapan untuk menjadi 'Mercusuar Peradaban'.

     Saya yang menjadi seorang pengambara Pencari ya ,dan berbekal tidak ini, sangat membutuhkan sosok 'penghebat', sosok yang bisa memastikan semuanya akan baik-baik saja. Karena mungkin persinggahan saya esok nanti ialah bertenda cinta dan berlantai duka. Yang menyibukan saya adalah memungut sisa dari apa yang mereka buang di jalan manusia penghuni dunia.

    Lihat, betapa paradoksal nya 'rasa' itu tadi mengubah jalan hidup yang saya pilih. Saya bisa melakukan banyak hal yang sedikitpun tak terbersit dalam fikiran ini sebelumnya. Saya lebih bisa menggunakan freewill yang saya miliki, lebih kepada mendengar fatwa hati yang ialah satu-satunya konektor yang paling suci penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Puncaknya, sekarang saya lebih bisa menjadi 'gila', dimana seperti halnya dengan tulisan ini tadi menunjukkan bahwasanya, sekarang saya tlah bisa menyambung-nyambungkan sesuatu yang semestinya tidak tersambung sekalipun antara keduanya --menurut cara berfikir mainstream--. 

     Pada akhirnya, saya hanya ingin berucap Syukur yang sedalam-dalamnya, karena masih diperkenankan untuk mampu ikut me'rasa' sekaligus mengaitkanya dengan ritme perjalanan panjang saya. Teruntuk 'Seorang Sepertimu', saya akan mengucap hal yang 'persis' sama dengan apa yang di sampaikan oleh mbak adele dalam syairnya ini. Ucapan itu adalah ...

... [ ]
Iklan ada di sini

Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim